JUDUL BLOG




Sabtu, 15 Juni 2013

BAGAN WARNA DAUN (BWD)

BAGAN WARNA DAUN (BWD)

A. PENDAHULUAN.
Padi (bahasa latin : Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting bagi manusia, padi diduga berasal dari india atau indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.

Dalam hal budidaya padi untuk meningkatkan hasil yang perlu diperhatikan antara lain adalah pemupukan. Pemupukan disesuaikan dengan rekomendasi Hasil Uji Tanah pada lahan becocok tanam dan Hasil penelitian Varietas padi yang akan digunakan.Tanaman tumbuh membutuhkan karbon dioksida, mineral-mineral, air dan cahaya matahari, untuk pertumbuhan yang baik diperlukan tersedianya hara tanaman tersebut terus menerus dan mencukupi.

Beberapa unsur hara yang diserap oleh tanaman dalam jumlah yang besar dan disebut sebagai unsur makro, yang termasuk dalam unsur makro adalah nitrogen (N), phospor (P), kalium K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S).

Suatu ciri dari unsur hara makro yaitu apabila tersedianya sangat kurang akan menunjukkan gejala pada pertumbuhan dan menurunkan hasil, sedangkan dalam keadaan berlebihan tidak akan meracun tanaman atau mengurangi hasil.

Makanan atau unsur hara tanaman C, H dan O diperoleh dari udara, sedangkan N, P, K, Ca, Mg, dan S serta unsur hara mikro lainnya diperoleh dari tanah. Aktivitas produksi pertanian intensif pada suatu bidang tanah tertentu telah mengakibatkan penurunan kandungan hara pada tanah yang bersangkutan.

Untuk mendukung produksi pertanian yang relatif tetap tinggi dibutuhkan penambahan hara tersebut melalui “pemupukan”. Pemupukan merupakan upaya penambahan kekurangan hara tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman, dalam hal pemupukan yang baik perlu diperhatikan Dosis/takaran, waktu pemberian dan cara pemberian yang tepat.

Untuk mempermudah dalam pemantauan kebutuhan pupuk bagi tanamaan padi diperlukan sarana (alat) sebagai tolok ukur untuk mengetahui bagaimana melakukan pemupukan sesuai jumlah/dosis dan waktu yang tepat, yang dimaksud dengan sarana tersebut adalah Bagan Warna Daun (BWD).

B. PERBANDINGAN SKALA WARNA PADA BWD.
Membicarakan mengenai ketepatan pemupukan sesuai jumlah dan waktu memang terkait erat dengan BWD karena alat tersebut dapat membantu petani untuk mengetahui apakah tanaman perlu segera diberi pupuk Nitrogen (N) atau tidak, dan berapa takaran N yang perlu diberikan.
Pemberian pupuk N berdasarkan pengukuran warna daun dengan BWD dapat menekan biaya pemakaian pupuk sebanyak sekitar 15-20% dari takaran yang umum digunakan petani, tanpa menurunkan hasil.
Wujud fisik alat BWD yaitu terdiri dari 4 s/d 6 skala warna mulai dari hijau kekuningan (skala 1) sampai hijau gelap (skala 6) yang mencerminkan kandungan klorofil daun dan status nitrogen yang terserap tanaman. Adapun wujud fisik alat BWD yaitu terdiri dari 4 s/d 6 skala warna dapat dilihat pada gambar 1 dan 2.

Gambar 1. Bagan Warna Daun (BWD) 6 Skala warna


Gambar 2. Bagan Warna Daun (BWD) 4 Skala warna

Seperti yang telah dijelaskan diatas masing-masing warna mencerminkan tingkat kehijauan daun dan status N pada tanaman padi antara lain :
  • Kotak skala 1 dan 2 pada BWD menggambarkan warna daun hijau kekuningan ini menandakan bahwa tanaman kekurangan unsur hara N. 
  • Kotak skala 4 dan 6 pada BWD menggambarkan warna daun hijau gelap atau menandakan bahwa tanaman terlalu subur.

D. CARA PENGGUNAAN BWD.
Adapun cara penggunaan BWD sangat lah mudah bila kita mau mempelajarinya dan penggunaan juga sangat bermanfaat dalam pemupukan dan pengontrolan pertumbuhan pada, disini kami akan menjelaskan tata cara penggunaan BWD.

Cara Penggunaan BWD dapat dilihat sebagai berikut ini :
  1. Tanaman Sampel : pilihlah tanaman sampel 5 pohon atau rumpun secara acak dengan posisi atau letak tanaman yang berbeda. (lihat gambar 3 dibawah)
  2. Catat Angka : pilih daun tanaman padi (sudah terbuka penuh) pada setiap tanaman sampel dan cocokkan warna daun dengan skala pada BWD, maka akan didapatkan data/ angka skala setiap tanaman sampel, catat ke 5 hasil pengukuran BWD tersebut.
  3. Ambil angka rata-rata : yaitu Nilai hasil pengukuran yang telah dicatat kemudian dijumlahkan dan dibagikan dengan total tanaman sampel untuk diambil angka rata-rata. (Contoh: dari kelima daun yang diukur didapat angka adalah 5, 4, 3, 3, 4, maka diambil rata-rata skala warna daun adalah (5 + 4 + 3 + 3 + 4 = 19) didapat 19, kemudian 19 dibagi 5 tanaman sampel (19: 5 = 3,8) didapat 3,8).
  4. Dari hasil perhitungan tersebut didapat angka 3,8, berarti bahwa hasil rata-rata skala warna daun menunjukkan lebih kecil dari 4 (-4).


Catatan :
  • Bila rata-rata 4 kebawah maka tanaman padi membutuhkan pupuk N sebanyak 20 kg (atau 45 kg urea/ hektar).
  • Jika Lebih besar dari 4 (+4) maka tanaman belum waktunya diberi pupuk N.
  • BWD skor 4 menunjukkan Efisiensi Agronomi (EA) tertinggi, yaitu 32,69 kg gabah/1 kg N.


Gambar 3 : Tata cara pengambilan tanaman sampel dalam 1 petak sawah.


Keterangan :
  1. Pengukuran (komparasi fisik daun dengan skala BWD) dilakukan dengan memperhatikan obyek/ daun, artinya daun harus terlindung secara langsung dari sinar matahari, karena sinar matahari dapat mempengaruhi warna daun menjadi bias sehingga mengakibatkan data pengukuran tidak valid.
  2. Pengukuran warna daun sebaiknya dilakukan secara kontinyu setiap tujuh hari sekali, mulai hari ke-14 hst.
  3. Pada pengaplikasian pemupukan, harus tetap memperhatikan pemupukan secara berimbang yaitu tetap mengaplikasikan pupuk yang mengandung N, P, maupun K, sebagai pupuk unsur makro.
  4. Mengenai pupuk unsur mikro, maka diperlukan pengaplikasian pupuk organik, karena pupuk organik selain mengandung pupuk makro juga mengandung unsurk mikro yang juga penting dibutuhkan oleh tanaman

E. PENUTUP
Pemupukan berimbang merupakan cara yang paling tepat untuk memenuhi hara tanaman padi, baik dalam jenis (makro maupun mikro), jumlah, maupun waktu. Bila manajemen pemupukan tidak sesuai secara proporsional maupun kondisional maka tumbuh kembang tanaman justru akan tidak bagus sehingga hasil yang didapatkan juga tentunya tidak sesuai yang diharapkan.
Dengan demikian dibutuhkan factor yang sangat penting mendukung pencapaian tumbuh kembang tanaman secara optimal yaitu : konsistensi petani dalam penerapan teknologi informasi, didukung oleh sarana yang berkaitan dengan hal tersebut salah satunya yaitu Bagan Warna Daun (BWD).
ANDA RAGU ===>> SILAHKAN ===>> MUNDUR

Ringkasan